Seblang : The "Mystic Dance" of Banyuwangi
- Dieta Farina
- Jun 11, 2019
- 4 min read
Pada tahu kan Banyuwangi itu dimana ? Yap, kalau kalian sering liburan atau jalan-jalan ke Bali lewat jalur daratan, kalian pasti nyebrangnya di Banyuwangi. Tapi, kalian pernah mampir untuk jalan di Banyuwangi belum ? Banyuwangi terkenal dengan julukan “the Sunrise of Java” ini pernah mendapatkan penghargaan Pariwisata debagai Destinasi Terbersih di Asia Tenggara pada tahun 2018 silam. Banyak sekali destinasi-destinasi pariwisata yang wajib kalian datangi saat ke Banyuwangi, ada Kawah Ijen yang memiliki pemandangan yang sangat indah ketika kalian berada di atas. Teluk Hijau yang sangat cocok untuk chill dengan angin dan pemandangan pinggir pantai yang indah banget, ada Baluran yang biasanya dijuluki the little Africa karena di Baluran terdapat padang savanna seperti di Africa, dan masih banyak lagi yang harus kalian kunjungi di Banyuwangi.
Tidak hanya pariwisata, Banyuwangi juga dikenal dengan kaya akan tradisi dan adat yang mash kental dan masih terus dilestarikan turun temurun dari generasi ke generasi. Salah satu tradisi yang digelar oleh warga Banyuwangi sebagai tradisi untuk membuang sial, atau mara bahaya di desa tersebut adalah Seblang. Seblang merupakan ritual tradisional khas suku Osing, yang dilaksanakan dengan seorang penari yang akan menari dengan kondisi tidak sadarkan diri. Tari seblang ini merupakan tradisi yang sudah cukup tua, sehingga sulit untuk diketahui asal usul dimulainya. Seblang digelar di dua desa suku Osing Banyuwangi, yaitu di desa Olehsari dan desa Bakungan. Yang membedakan Seblang Olehsari dan Seblang Bakungan adalah penarinya dan pelaksanaannya. Seblang Olehsari dilaksanakan setelah hari raya Idul Fitri selama 7 hari berturut-turut dengan penari seorang wanita muda perawan (yang belum pubertas) . Sedangkan Seblang Bakungan dilaksanakan setelah Hari Raya Idul Adha dan penarinya adalah seorang wanita yang usianya 50 tahun keatas yang sudah menopause.
SEBLANG OLEHSARI
Karena bertepatan setelah Hari Raya Idul Fitri, pada tanggal 7 Juni hingga 14 Juni 2019 diselenggarakan Seblang Olehsari. Seperti yang sudah tertulis diatas, penari seblang olehsari adalah seorang wanita muda yang belum mengalami pubertas. Penari akan tampil menari dengan menggunakan mahkota yang terbuat dari untaian daun pisang dan bunga-bunga. Nah uniknya, penari Seblang ini bukanlah seorang penari handal yang memang bisa menari, melainkan wanita muda ini adalah dia yang ditunjuk oleh leluhur melalui mediasi makhluk halus atau ditunjuk oleh roh halus dan memiliki keturunan darah dengan Mbah Tiyon, leluhur seblang terdahulu. Pada saat acara digelar, wanita muda ini akan menari dengan mata tertutup dan menari berjalan memutari lingkaran dengan diiringi lagu-lagu tradisional Banyuwangi yang dipercaya dapat mengundang dan memanggil arwah atau suatu kekuatan roh halus untuk datang ke ritual seblang tersebut, dan dilanjutkan dengan 28 lantunan lagu tradisional . Seblang Olehsari ini biasanya dilaksanakan pada pukul 14.30 hingga Maghrib. sebelum ritual seblang dimulai, biasanya diawali dengan Selamatan di di makam sesepuh desa setempat, Ki buyut Ketut dan Ki Buyut Cilik. Pada hari ke tujuh pelaksanaan Seblang, akan dilaksanakan prosesi seblang idher bumi yaitu keliling kampung.
Pada saat awal-awal digelarnya Seblang Olehsari ini, perlu dipastikan apakah roh sudah ada didalam tubuh penari apa belum, caranya adalah pawing akan menggoyang-goyangkan tubuh penari, apabila tempeh yang dipegang oleh penari jatuh dan badan penari terjungkal kebelakang, berarti roh sudah ada didalam tubuh penari tersebut. Dan penari akan berputar-putar menari dengan diiringi music tradisional dan penyanyi-penyanyi Osing dari desa tersebut. Namun, setelah sekitar 1 jam menari berputar, para warga mempersiapkan sebuah meja yang diletakkan di pinggir depan lingkaran tersebut.

Kemudian, Wanita muda penari Seblang akan digendong (karena mata tertutup) naik ke atas meja dan akan melanjutkan tarian disana. Tidak sendirian, penari ini beberapa kali akan melempar sebuah selendang kepada para penonton secara random, dan siapapun yang terkena selendang tersebut, harus maju dan naik keatas meja bersama dengan penari, untuk menari bersama beberapa saat. Setelah turun, kembali penari akan melempar ke penonton lainnya, begitu seterusnya. Selain itu, pada saat digelarnya Seblang Olehsari ini, akan dijual bunga Dermo atau disebut “Kembang Dermo”, dalam prosesi ini, yang menjual adalah beberapa pawang penari. Kembang Dermo ini dipercaya sebagai tolak balak atau mengusir pengaruh-pengaruh jahat, penyakit, dan mendatangkan keberuntungan bagi masyarakat yang membelinya.
SEBLANG BAKUNGAN
Sama seperti seblang Olehsari, Seblang bakungan bertujuan untuk menjauhkan desa dari marah bahaya. Seblang Bakungan dilaksanakan setelah Hari Raya Idul Adha. Ritual sebelum melaksanakan Seblang ini juga sama, yaitu ziarah dan selametan di makam sesepuh desa Buyut Fitri. Seblang Bakungan dilaksanakan setelah magrib, diawali dengan bekeliling desa membawa obor yang diikuti oleh masyarakat. Pada saat kegiatan berkeliling atau disebut ider bumi ini berlangsung, semua arus listrik yang ada di desa bakungan akan dimatikan. Warga yang berkeliling akan mengucapkan doa-doa keselamatan saat berada di pojok-pojok desa.
Para warga akan menyiapakn nasi tumpeng dan Pecel Pitik (salah satu makanan Khas Banyuwnagi). Setelah kegiatan ider bumi berlangsung, makanan-makanan yang telah disiapkan akan diletakkan di arena penari seblang dan akan didoakan oleh seorang kiai. Setelah itu, akan terdengan suara kentongan, dan warga akan makan bersama tumpeng dan pecel pitik yang telah disipakan.
Penari Seblang bakungan juga menari dengan mata terpejam karena tidak sadarkan diri. Dengan diiringi oleh lagu-lagu tradisional khas Osing. Setelah dibacakan mantra dan diiringi lagu-lagu tersebut, penari barulah mulai menari di tengah-tengah. Penari Seblang bakungan juga menggunakan mahkota, namun pembedanya adalah mahkota yang digunakan adalah mahkota yang biasanya dipakai oleh penari Gandrung (tarian khas Banyuwnagi) hanya saja mahkota seblang bakungan diberi hiasan bunga-bunga. Dan sama dengan seblang Olehsari, kegiatan ini diakhiri oleh penjualan kembang Dermo yang dipercaya dapat menjaga masyarakat dari marah bahaya dan kesialan.
Mistis dan seru kan Seblang Olehsari dan Bakungan ? Penasaran ga sih pengen lihat langsung gimana aura-aura mistis beneran ada disekitar kita ? Makanya kalo ke Banyuwangi, luangin lah 2-3 hari buat jalan-jalan ke destinasi wisata dan kalau waktunya pas akan diadakan Seblang Olehsari maupun Bakungan, dating aja! Gratis tidak dipungut biaya apapun. Gaada ruginya kan, yang ada kita jadi tambah tahu tentang adat tradisional dan tradisi yang ada di Banyuwangi. Jangan cuma lewat ya kalo ke Banyuwangi. Dijamin pengen balik lagi!
Comments